Televisi merupakan sarana komunikasi utama disebagian besar masyarakat
kita, tidak terkecuali di masyarakat barat. Tidak ada media lain yang
dapat menandingi televisi dalam hal volume teks budaya pop yang
diproduksinya dan banyaknya penonton. Tayangan Televisi harus diatur
karena mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak khususnya bagi yang
belum memiliki referensi yang kuat, yakni anak-anak dan remaja. Terlebih
karena televisi bersifat audio visual sinematografis yang memiliki
dampak besar terhadap perilaku khalayaknya seperti pengaruh jarum suntik
terhadap manusia. Tayangan-tayangan di televisi saat ini mempunyai
kecendrungan mengabaikan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan.
Senin, 28 September 2015
Jumat, 25 September 2015
UIN Sumatera Utara Akhirnya Pecat Tuah Aulia Fuadi, Mahasiswa Penghina Al Qur’an
Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara akhirnya memecat Tuah
Aulia Fuadi, mahasiswa semester V Jurusan Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas
Syariah yang kerap menghina Rasulullah, Islam dan Al Qur’an.
Selain melecehkan Islam melalui tulisan, Tuah Aulia juga melecehkan Al Qur’an di depan mahasiswa baru saat orientasi maba.
Selain melecehkan Islam melalui tulisan, Tuah Aulia juga melecehkan Al Qur’an di depan mahasiswa baru saat orientasi maba.
Pemecatan Tuah Aulia dibenarkan oleh Rektor UIN Sumut Prof. Nur Ahmad Fadhil Lubis.
“Benar, dia sudah kita pulangkan kepada orang tuanya. Itu dilakukan
setelah melalui prosedur, baru kita keluarkan SK (pemecatan),” kata Nur
Ahmad seperti dikutip Inilah.com, Kamis (24/9/2015).
Rabu, 23 September 2015
Warga Riau Beli Tiket Pesawat Untuk Jokowi.
Presiden Jokowi yang katanya punya latar belakang ilmu kehutanan, menurut anggota Komisi IV DPR RI Ichsan Firdaus, ternyata tidak peduli dengan masalah kehutanan. Akibatnya, kebakaran hutan yang menyebabkan bencana kabut asap kembali terjadi pada tahun ini.
Menurut Ichsan, dirinya kecewa, anggaran untuk bidang kehutanan sangat rendah. Apalagi, ketika Kementerian Lingkungan Hidup digabung dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) justru hutan Indonesia semakin terpuruk.
“Jadi, visi Jokowi tidak terjadi di lapangan. DPR sering kritik Bu Menteri [Siti Nurbaya], ada masalah apa dengan presiden untuk politik anggaran. Kalau kehutanan penting, harusnya lebih besar,” ujar Ichsan dalam acara diskusi 'Berharap Tidak Lagi Menggantang Asap' di Jakarta Pusat, Sabtu (19/9).
Menurut Ichsan, dirinya kecewa, anggaran untuk bidang kehutanan sangat rendah. Apalagi, ketika Kementerian Lingkungan Hidup digabung dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) justru hutan Indonesia semakin terpuruk.
“Jadi, visi Jokowi tidak terjadi di lapangan. DPR sering kritik Bu Menteri [Siti Nurbaya], ada masalah apa dengan presiden untuk politik anggaran. Kalau kehutanan penting, harusnya lebih besar,” ujar Ichsan dalam acara diskusi 'Berharap Tidak Lagi Menggantang Asap' di Jakarta Pusat, Sabtu (19/9).
Selasa, 22 September 2015
Yang Gemar Produk Impor Itu Siapa?
Presiden Joko Widodo menyindir perilaku orang Indonesia yang lebih
bangga menggunakan produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri.
Tidak hanya bangga, kerap kali orang Indonesia memamerkan produk luar
negeri di tiap kesempatan.
“Kita masih senang dengan produk impor. Sepatu kalau enggak impor enggak senang. Tas ibu-ibu kalau enggak impor malu memamerkan. Jam kalau enggak impor, impor pun yang mahal. Enggak usah tengok tanganlah,” kata Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Partai NasDem ke-3 (21/9).
Indonesia, lanjut Jokowi, merupakan negara yang besar. Kondisi ini, lanjut Jokowi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, termasuk memasarkan produk dalam negeri.
“Kita negara besar yang punya penduduk 250 juta jiwa lebih. Kalau produk kita sendiri kita pakai rampung karena produksi dalam negeri kita itu sangat besar sekali,” papar Jokowi berandai-andai.
“Kita masih senang dengan produk impor. Sepatu kalau enggak impor enggak senang. Tas ibu-ibu kalau enggak impor malu memamerkan. Jam kalau enggak impor, impor pun yang mahal. Enggak usah tengok tanganlah,” kata Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Partai NasDem ke-3 (21/9).
Indonesia, lanjut Jokowi, merupakan negara yang besar. Kondisi ini, lanjut Jokowi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, termasuk memasarkan produk dalam negeri.
“Kita negara besar yang punya penduduk 250 juta jiwa lebih. Kalau produk kita sendiri kita pakai rampung karena produksi dalam negeri kita itu sangat besar sekali,” papar Jokowi berandai-andai.
3 Kebiasaan Ulama Salaf Di Pagi Hari
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud).
Tentu ini adalah motivasi penting bagi seluruh kaum Muslimin untuk
benar-benar siap mengisi pagi hari dengan beragam kebaikan-kebaikan yang
Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya ridhoi, termasuk dalam hal
beraktivitas untuk mendapatkan karunia-Nya (rizki) dengan bekerja,
berdagang, mengajar dan profesi lainnya.
Kalau kita melihat bagaimana Nabi mengisi pagi hari, dalam keadaan
perang pun, pagi-pagi beliau sudah menyiagakan pasukannya. Dengan kata
lain, pagi adalah golden time untuk setiap jiwa memulai aktivitas
mendapatkan karunia-Nya.
Mahasiswa Seperti Imam Syafi’i
JIKA mendengar kata “mahasiswa”, apa yang kira-kira kita bayangkan?
Intelektualitasnya kah? Atau semangat pergerakannya yang menggebu-gebu
kah? Atau sebuah identitas yang tanpa makna? Tak dipungkiri memang
selama beberapa tahun silam mahasiswa lah yang terbukti menjadi sebuah
penggerak revolusi perubahan, mungkin kalian masih ingat tentang
peristiwa Orde lama yang runtuh dengan dikeluarkannya Tritura (Tiga
Tuntutan Rakyat) yang diusung oleh para mahasiswa.
Tidak jauh berbeda dengan tumbangnya Orde baru pimpinan rezim Soeharto yang penuh dengan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) tidak luput dari peran mahasiswa dalam merubah keadaan yang tidak bersahabat dengan rakyat,sehingga memicu semangat dan idealisme mahasiswa untuk melakukan perubahan menuju penghidupan yang lebih baik.
Tidak jauh berbeda dengan tumbangnya Orde baru pimpinan rezim Soeharto yang penuh dengan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) tidak luput dari peran mahasiswa dalam merubah keadaan yang tidak bersahabat dengan rakyat,sehingga memicu semangat dan idealisme mahasiswa untuk melakukan perubahan menuju penghidupan yang lebih baik.
Langganan:
Postingan (Atom)