Selasa, 14 Juli 2015

Sebelum Ramadhan Pergi

berdoa sambil menangis

Oleh: Hanafie Attazikie
 
DENGAN kecepatan tinggi aku berjalan, dengan harapan bisa berjumpa sebelum berpisah. Harapan itu menggebu meliputi seluruh perasaanku. Asa dalam diri ini berkata, “Aku harus menatapnya, memeluknya dan menciumnya sebelum aku berpisah dengannya.”

Dia yang akan pergi sudah melambaikan tangan, dari jauh aku melihatnya, mata ini berderai, dan kaki terus melangkah bergegas menghampirinya. Kelu lidah ini berucap.

“Tunggu…!”
“Tunggu…!”

Dia menoleh dan menatapku, namun tangannya terus melambai. Langkahku semakin cepat, lisanpun menganga memanggilnya.

Zakat Fitrah; Bayar dengan Beras atau Uang?

Uang dan Beras

Oleh: Yusuf Al-Amien, WNI Tinggal di Mesir

KALAU saya pribadi, selama ini selalu bayar dengan uang. Mengapa?
– Karena pendapat ini banyak disarankan oleh ulama2 kontemporer
– Karena uang lebih simpel dan gampang dalam proses pemberian dan penerimaan
– Karena uang lebih “maslahat” bagi fakir-miskin
– Karena sudah banyak yang keluarkan beras, sedangkan kebutuhan fakir-miskin tidak hanya beras.
– Dll..

Ini pendapat yang saya amalkan sejak dulu. Sudah bertahun-tahun.

Tapi ternyata, setelah kembali membaca dan mendengarkan, mengkaji dan membahas, saya memutuskan sejak tahun kemarin (dan Insya Allah tahun ini juga) untuk membayar Zakat Fitrah dengan Beras. Mengapa?