Sabtu 2 Syawal 1436 / 18 Juli 2015 16:37
Oleh: Raidah Athirah
SEHARUSNYA saya bertakbir penuh rasa syukur dan bahagia mengisi hari di langit kemenangan, akan tetapi saya mengingat luka dan airmata saat mengenang tragedi Ambon di tahun 99 manakala seorang sister di Finlandia mengirim tautan dalam bahasa Inggris mengenai penyerangan saat idul fitri di Tolikara, Papua.
http://www.doamuslims.org/?p=4127
Sebagai anak bangsa yang berada di rantau, saya menjawab tergesa-gesa kepada sister bahwa mungkin saja ini hanya berita hoax.
Saya benar-benar berharap bahwa berita ini adalah hoax agar saya dan anak-anak yang pernah mengalami luka ini tak perlu lagi membuka kisah perjalanan derita yang sudah terikat damai di bumi Malino.
Namun saya harus menerima kenyataan bahwa Bapak pemimpin Indonesia telah lalai menjaga martabat dan harga diri anak Muslim di tanah air dari ekstrimis Kristen yang biadab dan menginjak hak orang-orang Islam berhari raya.
Oleh: Raidah Athirah
SEHARUSNYA saya bertakbir penuh rasa syukur dan bahagia mengisi hari di langit kemenangan, akan tetapi saya mengingat luka dan airmata saat mengenang tragedi Ambon di tahun 99 manakala seorang sister di Finlandia mengirim tautan dalam bahasa Inggris mengenai penyerangan saat idul fitri di Tolikara, Papua.
http://www.doamuslims.org/?p=4127
Sebagai anak bangsa yang berada di rantau, saya menjawab tergesa-gesa kepada sister bahwa mungkin saja ini hanya berita hoax.
Saya benar-benar berharap bahwa berita ini adalah hoax agar saya dan anak-anak yang pernah mengalami luka ini tak perlu lagi membuka kisah perjalanan derita yang sudah terikat damai di bumi Malino.
Namun saya harus menerima kenyataan bahwa Bapak pemimpin Indonesia telah lalai menjaga martabat dan harga diri anak Muslim di tanah air dari ekstrimis Kristen yang biadab dan menginjak hak orang-orang Islam berhari raya.