Selasa, 22 September 2015

Yang Gemar Produk Impor Itu Siapa?

http://img.eramuslim.com/media/2015/09/iriana1.jpgPresiden Joko Widodo menyindir perilaku orang Indonesia yang lebih bangga menggunakan produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri. Tidak hanya bangga, kerap kali orang Indonesia memamerkan produk luar negeri di tiap kesempatan.

“Kita masih senang dengan produk impor. Sepatu kalau enggak impor enggak senang. Tas ibu-ibu kalau enggak impor malu memamerkan. Jam kalau enggak impor, impor pun yang mahal. Enggak usah tengok tanganlah,” kata Jokowi dalam sambutannya di Rakernas Partai NasDem ke-3 (21/9).

Indonesia, lanjut Jokowi, merupakan negara yang besar. Kondisi ini, lanjut Jokowi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, termasuk memasarkan produk dalam negeri.

“Kita negara besar yang punya penduduk 250 juta jiwa lebih. Kalau produk kita sendiri kita pakai rampung karena produksi dalam negeri kita itu sangat besar sekali,” papar Jokowi berandai-andai.

3 Kebiasaan Ulama Salaf Di Pagi Hari

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPKzd-rvlLwLKm0C9PS3xv0pbKrR1SywA_BKyG_AU4eFMIBuPkIOK-R5ROA_iaKkkdJTOruvCxfHViNc6Wfk2hFu2auSns-E-Fb0Ji9Vmj7MAJc7CwfrBJ26zio1O3rY3mDB2NBvgaVRg/s1600/semangat.jpgNABI Shallallahu ‘alaihi Wassallam selalu mendoakan umatnya di pagi hari agar mendapatkan berkah.

“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud).

Tentu ini adalah motivasi penting bagi seluruh kaum Muslimin untuk benar-benar siap mengisi pagi hari dengan beragam kebaikan-kebaikan yang Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya ridhoi, termasuk dalam hal beraktivitas untuk mendapatkan karunia-Nya (rizki) dengan bekerja, berdagang, mengajar dan profesi lainnya.

Kalau kita melihat bagaimana Nabi mengisi pagi hari, dalam keadaan perang pun, pagi-pagi beliau sudah menyiagakan pasukannya. Dengan kata lain, pagi adalah golden time untuk setiap jiwa memulai aktivitas mendapatkan karunia-Nya.

Mahasiswa Seperti Imam Syafi’i

https://nasionalisrakyatmerdeka.files.wordpress.com/2013/05/demo-mahasiswa-981.jpgJIKA mendengar kata “mahasiswa”, apa yang kira-kira kita bayangkan? Intelektualitasnya kah? Atau semangat pergerakannya yang menggebu-gebu kah? Atau sebuah identitas yang tanpa makna? Tak dipungkiri memang selama beberapa tahun silam mahasiswa lah yang terbukti menjadi sebuah penggerak revolusi perubahan, mungkin kalian masih ingat tentang peristiwa Orde lama yang runtuh dengan dikeluarkannya Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang diusung oleh para mahasiswa.

Tidak jauh berbeda dengan tumbangnya Orde baru pimpinan rezim Soeharto yang penuh dengan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) tidak luput dari peran mahasiswa dalam merubah keadaan yang tidak bersahabat dengan rakyat,sehingga memicu semangat dan idealisme mahasiswa untuk melakukan perubahan menuju penghidupan yang lebih baik.