Jumat, 02 Oktober 2015

Betapa Besar Pengorbanan Seorang Ayah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOisS_bQAZrkhKSf0vVvevWZLzpPymvQZ-cc4OLtNrS5jmEJkgRmhyphenhyphenhp6ZQw5_OBJkGqUA3UCCJSyq4SGNToi9lgRw4_i97-CqeE8Njy6gxxMNkZKYTnm3jde4Vi1GJOWmplOPakgUXeE/s1600/Gambar+DP+BBM+Mutiara+untuk+Ayah+Tercinta+2.jpg

Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya dan melihat seorang isteri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah.

"Yah, beras sudah habis loh..." ujar isterinya.
Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah,

Kamis, 01 Oktober 2015

Sejarawan AS: Nabi Muhammad Pemimpin Militer Jenius

http://www.mei.edu/sites/default/files/styles/medium/public/photos/Elmenshawy2.JPG?itok=1fsB8X6JMohammed Elmenshawy, seorang analis politik di Mesir membuat tulisan menarik di laman media ternama Mesir, Ahram. Ia menceritakan bagaimana kunjungannya ke Washington dan pertemuannya dengan tulisan yang menyebut Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin militer jenius.

Elmenshawy menuturkan, ketika menelusuri toko Barnes and Noble di Washington DC, matanya langsung tertarik dengan tulisan berjudul "Military History Quarterly". Buku itu menuliskan nama Muhammad di sampul halaman depan.

"Saya penasaran, jadi saya ambil majalah tersebut dan membaca sisa judulnya," ujarnya.

Ia pun membutuskan membeli majalah yang juga dibaca oleh petinggi angkatan bersenjata AS. Khususnya mereka yang tertarik dengan sejarah dan merefleksikannya dengan situasi saat ini.

Selasa, 29 September 2015

Felix Siauw

https://lh3.googleusercontent.com/-AxpHCTA92vA/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAlig/x_DcZ7to8cs/s131-c-k-no/photo.jpgKita bisa mencinta seseorang karena apa saja, yang paling sering kita mencinta karena terbiasa

Karena biasa bersama-sama melakukan segala, cinta muncul tanpa terduga tanpa direncana

Tapi cinta semisal ini sangat mudah hilangnya, semudah kita berpindah kediaman di lain kota

Karena sesuatu yang datang karena terbiasa, dia tanpa ikatan dan hilang pula karena tak biasa

Senin, 28 September 2015

Media Massa dan Kekerasan Serta Dampaknya Pada Moral Anak Bangsa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3IgkIUQBrjy_qW2exXEmCTX9x8cDEQT2fHIwgOeL6_Ef5ohX5FTeZw85eoa2hf5J3CExe4JfEslWipegIHSxyPyVUwZrSBt4HeCuiKJzr0VGOmHXGXjip9CeQKdp0lXoBe_KVQnA0GC8/s640/Media+Massa%252C+Kekerasan+Serta+Dampaknya+Pada+Moral+Anak+Bangsa.jpgTelevisi merupakan sarana komunikasi utama disebagian besar masyarakat kita, tidak terkecuali di masyarakat barat. Tidak ada media lain yang dapat menandingi televisi dalam hal volume teks budaya pop yang diproduksinya dan banyaknya penonton. Tayangan Televisi harus diatur karena mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak khususnya bagi yang belum memiliki referensi yang kuat, yakni anak-anak dan remaja. Terlebih karena televisi bersifat audio visual sinematografis yang memiliki dampak besar terhadap perilaku khalayaknya seperti pengaruh jarum suntik terhadap manusia. Tayangan-tayangan di televisi saat ini mempunyai kecendrungan mengabaikan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan.

Jumat, 25 September 2015

UIN Sumatera Utara Akhirnya Pecat Tuah Aulia Fuadi, Mahasiswa Penghina Al Qur’an

https://scontent-nrt1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xtf1/v/t1.0-9/12038530_1498874747101912_4053178374678998190_n.jpg?oh=c42197d78c51bbb0110338f70d0ee172&oe=5696FDDCUniversitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara akhirnya memecat Tuah Aulia Fuadi, mahasiswa semester V Jurusan Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas Syariah yang kerap menghina Rasulullah, Islam dan Al Qur’an.

Selain melecehkan Islam melalui tulisan, Tuah Aulia juga melecehkan Al Qur’an di depan mahasiswa baru saat orientasi maba.

Pemecatan Tuah Aulia dibenarkan oleh Rektor UIN Sumut Prof. Nur Ahmad Fadhil Lubis.

“Benar, dia sudah kita pulangkan kepada orang tuanya. Itu dilakukan setelah melalui prosedur, baru kita keluarkan SK (pemecatan),” kata Nur Ahmad seperti dikutip Inilah.com, Kamis (24/9/2015).

Rabu, 23 September 2015

Warga Riau Beli Tiket Pesawat Untuk Jokowi.

http://www.voa-islam.com/photos6/bataku/kebakaran-Hutan.jpgPresiden Jokowi yang katanya punya latar belakang ilmu kehutanan, menurut anggota Komisi IV DPR RI Ichsan Firdaus, ternyata tidak peduli dengan masalah kehutanan. Akibatnya, kebakaran hutan yang menyebabkan bencana kabut asap kembali terjadi pada tahun ini.

Menurut Ichsan, dirinya kecewa, anggaran untuk bidang kehutanan sangat rendah. Apalagi, ketika Kementerian Lingkungan Hidup digabung dengan Kementerian Kehutanan menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) justru hutan Indonesia semakin terpuruk. 

“Jadi, visi Jokowi tidak terjadi di lapangan. DPR sering kritik Bu Menteri [Siti Nurbaya], ada masalah apa dengan presiden untuk politik anggaran. Kalau kehutanan penting, harusnya lebih besar,” ujar Ichsan dalam acara diskusi 'Berharap Tidak Lagi Menggantang Asap' di Jakarta Pusat, Sabtu (19/9).