Dugaan saya tidak jauh meleset. postingan saya di wall facebook 5 hari yang lalu, saya bermaksud memperingati masyarakat akan motif politik dibalik kasus kerusuhan di Tolikara, Papua 17/07/15.
Terbukti hari ini, hanya berselang waktu satu minggu setelah kasus di Tolikara, Papua itu terjadi, produk BBM terbaru dari Pertamina, pertalite, mulai dijual hari ini (24/7). Berdasar pantauan di lapangan tadi malam (23/7) hingga pukul 23.00, pertalite sudah siap dijual di SPBU milik Pertamina di Surabaya.
Misalnya di SPBU Jalan dr Soetomo dan Jemursari, Surabaya.
Di SPBU Jl dr Soetomo, terlihat sejumlah
petugas memasang stiker bertulisan pertalite di papan informasi di atas
dispenser. Tulisan itu menggantikan penanda-penanda sebelumnya yang
bertulisan premium.
Di bagian harga, sudah di-setting harga jual bensin berwarna hijau tersebut dengan banderol Rp 8.400 per liter.
Di SPBU tersebut, total ada satu nozzle
alias slang pengisi BBM yang diganti menjadi nozzle pertalite. Gagang
nozzle yang sebelumnya berwarna kuning dimodifikasi dengan scotlight
putih untuk menandai jenis pertalite.
Salah seorang petugas yang tengah memasang
penanda menginformasikan, satu tangki yang biasa digunakan untuk
premium dikosongkan sejak Rabu (22/7). Meski begitu, dia tidak tahu
kapan pasokan pertalite datang. Di SPBU lain milik Pertamina di daerah
Jemursari, juga tampak persiapan penjualan pertalite.
Ketika dikonfirmasi, Assistant Manager
External Relations Region V PT Pertamina Happy Wulansari menolak
memberikan penjelasan. Dia menyampaikan, pihaknya belum bisa memberikan
keterangan lebih dalam karena belum diperkenankan Pertamina pusat
Pertalite disebut memiliki kualitas oktan
90 atau lebih tinggi daripada premium (88) dan lebih rendah daripada
pertamax (92). Pertamina siap memasarkan Pertalite di tiga kota besar,
yaitu Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Volume awal disalurkan sebanyak
1.000 kiloliter.
Sumber : JPNN.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar