Kamis, 10 November 2016

SURAT TERBUKA Dari Ahli Bahasa Indonesia Kepada Presiden RI, Kapolri, Terkait Kasus Penistaan Agama

Perkenankan saya menyampaikan pikiran saya mengenai “Dugaan” Penistaan Agama yang saat ini sedang ramai diperbincangkan di manapun dan oleh siapapun di negeri kita tercinta, Indonesia.
Assalamu’alaikum wr. wb.

Yang Terhormat,

1. Bapak Presiden RI
2. Bapak Kapolri cq. Kabareskrim RI
3. Bapak Panglima TNI
4. Bapak Menteri Agama RI
5. Kemendikbud cq Pusat Bahasa Indonesia
6. Saudara saudara sebangsa dan Setanah Air

Kamis, 20 Oktober 2016

Felix Y Siauw

Salahnya istri belum tentu kekurangan istri, justru bisa jadi kesalahan suaminya yang lalai membimbing, mendidik dan menuntunnya

Bila istri bermaksiat itu tanggungan suaminya, karena dia pemimpin, bila suami bermaksiat maka itu tanggungannya, karena dia pemimpin

Ada pula suami bermaksiat lalu salahkan istrinya, bahwa maksiatnya terjadi karena kesalahan istrinya, bagi saya sikap begitu kekanak-kanakan

"Aku bermaksiat diluar karena tidak menemukan ketenangan dirumah", Lah, bukannya tugasmu memandu istrimu agar dapat menenangkanmu?

Jumat, 07 Oktober 2016

Saya Belum Cukup Baik

Apakah mereka yang menyerukan dalam berbuat kebaikan dia diminta untuk berbuat baik terlebih dahulu baru kemudian baru mengajak orang lain? Tidak. Jika mereka ingin menyerukan dalam kebaikan kepada orang lain tapi mereka tidak melakukan maka apakah kita boleh komplain. Itu sungguh hak kita tapi kamu pasti tahu itu sebanarnya bukan hal yang baik. Karena sesungguhnya kebaikan itu bisa datang dari siapa saja

Siapapun dia asalkan menyeru dalam kebaikan maka patut untuk kita ikuti meskipun dia belum melakukan kebaikan yang disampaikannya. Sungguh itu tanggung jawab mereka jika menyampaikan kebaikan tapi tidak dilakukan juga itu akan menjadi urusan mereka dengan Allah. Tapi tugas kita apabila ada yang menterukan dalam kebaikan maka kita patut untuk mengikuti seruannya itu karena itu juga akan menjadi urusan dengan Allah nantinya

Jumat, 16 September 2016

Jangan menangis & jangan bersedih

Karena anda telah melalui kesedihan itu kemarin dan ia juga tidak memberi manfaat.

Ketika anda gagal dlm ujian hidup ini dan anda bersedih karenanya apakah kemudian anda akan lulus karena kesedihan mu ?

Saat orangtua anda meninggal dunia dan anda menangis dan bersedih tanpa henti Apakah ia akan hidup kembali ?

Manakala ada seseorang yg meninggalkan anda dan harus berpisah krna takdir dari Azza Waza ala...
Dan anda terus-terusan menangis dan bersedih...
Apakah dia akan kembali ?
& Apakah dengan menangis dan dg bersedih dia akan menyayangimu dan mencintaimu lagi ?

Jawab nya adalah, Tidak !
Karena,

Selasa, 02 Agustus 2016

Pilihlah Pintu Surga Mana Saja Yang Kamu Suka

Abang, aku mau kerja!”
 
“Jangan, lah. Kamu di rumah saja. Istri itu di rumah tugasnya :)”
“Itu, tetangga kita, dia kerja!”
“Hehe …, dia itu guru, sayaang. Dia dibutuhkan banyak orang. Yang membutuhkan kamu tidak banyak. Hanya Abang dan anak kita. Di rumah saja, ya.”
“Itu…, tetangga kita yang satunya, yang sekarang sudah pindah ke kampung sebelah, aku lihat dia kerja. Bukan guru. Tidak dibutuhkan banyak orang.”
“Nanti, tunggu Abang meninggal dunia.”
“Apa-apaan sih?”

“Dia itu janda, sayaaaang. Suaminya meninggal satu setengah bulan yang lalu. Makanya dia kerja.”
“Tapi kebutuhan kita makin banyak, Bang”

Rabu, 20 Juli 2016

Sejarah Yang Dihilangkan, Acehlah Yang Mendirikan Dan Lahirnya Indonesia

 http://3.bp.blogspot.com/-UVUPjkS6Bz8/Vn-cURs7mlI/AAAAAAAASJw/xvIkZrBvQ1g/s640/seulawah.jpg

"Daerah Aceh merupakan Modal utama dalam perjuangan kemerdekaann Republik Indonesia, karena tidak pernah dikuasai oleh musuh dan masih utuh sepenuhnya. Aceh merupakan juga daerah yang selalu menyumbang atau selalu memberi bantuan kepada Republik Indonesia; baik berupa senjata, makanan, dan pakaian untuk membantu perjuangan dalam menegakkan kemerdekaan. Unsur ajaran Islam berupa semangat jihad fisabilillah atau Perang di Jalan Allah sangat berperan dalam perang kemerdekaan Indonesia di Aceh. Hikayat Prang Sabi (Hikayat Perang Sabil), yang mendorong rakyat Aceh melawan Belanda pada Zaman Perang Belanda dahulu, juga bergema kembali pada era perang kemerdekaan Indonesia".