Selasa, 21 Juli 2015

Kapolri: Sudah Ada Calon Tersangka Kasus Tolikara

Selasa 21 Jul 2015

Kapolri: Sudah Ada Calon Tersangka Kasus Tolikara

 Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan kepolisian sudah mengumpulkan bukti untuk menetapkan tersangka kasus penyerangan terhadap warga yang salat Id di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat (17/7). Namun pengumpulan alat bukti masih dilakukan

"Sudah ada (calon tersangka), tapi kita sedang mencari alat bukti untuk menguatkan itu," kata Badrodin di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2015) malam.

Badrodin mengatakan calon tersangka ini memiliki peran dalam kasus penyerangan tersebut. Tapi, dia enggan merinci jenis perannya dan jumlah tersangka.

KISAH INSPIRATIF TERBAIK, DOAKAN SUAMIMU SAAT DIA BEKERJA

 

Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam.

Keadaan jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak.

Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar 2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa dan berandai-andai, “Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah isteri dan anak saya?”

Senin, 20 Juli 2015

Suara Hati Anak Pengungsi Ambon untuk Bapak Jusuf Kalla dan Pemimpin Muslim di Indonesia Terkait Duka Idul Fitri di Tolikara, Papua

Sabtu 2 Syawal 1436 / 18 Juli 2015 16:37

tolikara

Oleh: Raidah Athirah

SEHARUSNYA saya bertakbir penuh rasa syukur dan bahagia mengisi hari di langit kemenangan, akan tetapi saya mengingat luka dan airmata saat mengenang tragedi Ambon di tahun 99 manakala seorang sister di Finlandia mengirim tautan dalam bahasa Inggris mengenai penyerangan saat idul fitri di Tolikara, Papua.

http://www.doamuslims.org/?p=4127
Sebagai anak bangsa yang berada di rantau, saya menjawab tergesa-gesa kepada sister bahwa mungkin saja ini hanya berita hoax.

Saya benar-benar berharap bahwa berita ini adalah hoax agar saya dan anak-anak yang pernah mengalami luka ini tak perlu lagi membuka kisah perjalanan derita yang sudah terikat damai di bumi Malino.

Namun saya harus menerima kenyataan bahwa Bapak pemimpin Indonesia telah lalai menjaga martabat dan harga diri anak Muslim di tanah air dari ekstrimis Kristen yang biadab dan menginjak hak orang-orang Islam berhari raya.

KARENA CINTA, IA TINGGALKAN PNS UNTUK FOKUS BERDAKWAH



Ustadz Muflih Safitra, da’i satu ini mungkin sudah tak asing lagi di kalangan umat muslim yang ada di Balikpapan. Kiprahnya sebagai da’i sudah dimulai sejak dirinya masih duduk di bangku tsanawiyah. Saat menginjak usia 13 tahun, ia sering berceramah keliling di bulan Ramadhan.

Ayahnya, M. Saad Ali juga seorang PNS yang sering mengisi khutbah dan ceramah. Kalau sedang mengisi ceramah di berbagai tempat, Muflih kerap ikut menemani sekaligus mendengarkan ceramah ayahnya. “Sejak kecil saya sering ikut kegiatan Islami, seperti MTQ dan ceramah. Saat Ramadhan tiba, ayah saya sering mengajak saya keliling berceramah,” ujar Muflih.

Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Ia menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 5 bulan dengan IPK 3,89 (cumlaude).

KISAH INSPIRATIF. PELAJARAN BERHARGA DARI SEORANG OFFICE BOY



 Deni adalah seorang copywriter di sebuah biro iklan lokal. Teman- temannya mengatakan bahwa Deni sedang kesulitan keuangan. Kok tahu? Ya taulah. Karena setiap kali kekurangan uang, Deni selalu sibuk meminjam uang sana sini. Beberapa temannya ada yang menolak karena setiap bulan dia hampir selalu meminjam uang.

Memang, setelah gajian utangnya pasti dibayar, tapi beberapa hari kemudian pinjam lagi. Lama-kelamaan teman-temannya merasa keberatan. Kalau sudah demikian, maka Deni sibuk mencari-cari siapa yang dapat meminjamkan uangnya. Akhirnya Deni mendapatkan juga uang yang dibutuhkannya, kali ini dia meminjam dari office boy di kantornya. Sebenarnya Deni malu. Uangnya sudah habis padahal baru tanggal 16. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik taxi ke kantor dan untuk biaya makan.

Bolehnya meninggalkan Shalat Jumat bagi yang telah melaksanakan Shalat Ied.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa Shalat Jumat tidak perlu dilakukan jika Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat. Benarkah itu? Bagaimana halnya dengan Idul Fitri 1436 Hijriyah yang telah berlangsung pada hari Jumat 17 Juli 2015 tiga hari yang lalu?

Menganai persoalan itu para ulama memiliki dua pendapat.

Pendapat Pertama: 

Orang yang melaksanakan Shalat ‘Ied tetap wajib melaksanakan Shalat Jumat. Pendapat tersebut dikatakan sebagai pendapat kebanyakan pakar fikih. Namun ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah:

Pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9)

Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jum’at. Di antara sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,