Senin, 20 Juli 2015

KISAH INSPIRATIF. PELAJARAN BERHARGA DARI SEORANG OFFICE BOY



 Deni adalah seorang copywriter di sebuah biro iklan lokal. Teman- temannya mengatakan bahwa Deni sedang kesulitan keuangan. Kok tahu? Ya taulah. Karena setiap kali kekurangan uang, Deni selalu sibuk meminjam uang sana sini. Beberapa temannya ada yang menolak karena setiap bulan dia hampir selalu meminjam uang.

Memang, setelah gajian utangnya pasti dibayar, tapi beberapa hari kemudian pinjam lagi. Lama-kelamaan teman-temannya merasa keberatan. Kalau sudah demikian, maka Deni sibuk mencari-cari siapa yang dapat meminjamkan uangnya. Akhirnya Deni mendapatkan juga uang yang dibutuhkannya, kali ini dia meminjam dari office boy di kantornya. Sebenarnya Deni malu. Uangnya sudah habis padahal baru tanggal 16. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik taxi ke kantor dan untuk biaya makan.

Bolehnya meninggalkan Shalat Jumat bagi yang telah melaksanakan Shalat Ied.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa Shalat Jumat tidak perlu dilakukan jika Hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat. Benarkah itu? Bagaimana halnya dengan Idul Fitri 1436 Hijriyah yang telah berlangsung pada hari Jumat 17 Juli 2015 tiga hari yang lalu?

Menganai persoalan itu para ulama memiliki dua pendapat.

Pendapat Pertama: 

Orang yang melaksanakan Shalat ‘Ied tetap wajib melaksanakan Shalat Jumat. Pendapat tersebut dikatakan sebagai pendapat kebanyakan pakar fikih. Namun ulama Syafi’iyah menggugurkan kewajiban ini bagi orang yang nomaden (al bawadiy). Dalil dari pendapat ini adalah:

Pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al Jumu’ah: 9)

Kedua: Dalil yang menunjukkan wajibnya shalat Jum’at. Di antara sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Rabu, 15 Juli 2015

KALIMAT INSPIRATIF TERBAIK HARI INI



















Allah SWT menciptakan dunia ini untuk kita manusia, namun kita diciptakan oleh Allah bukanlah untuk dunia ini.

Allah SWT menciptakan kita adalah untuk kehidupan akhirat yang selama-lamanya. Ketetapan Allah bahwasannya dunia ini hanyalah sementara saja, apa saja yang ada didunia ini, siapa saja yang ada di dunia ini hanya sementara saja.

Kaya di dunia, kaya yang sementara, miskin di dunia pun miskin yang sementara, jadi raja di dunia, raja yang sementara, jadi rakyat pun sementara saja. Sehat sementara, sakit sementara, tampang sementara, cantik sementara, hidup sementara bahkan matahari yang kita lihat terbit di ufuk timur tiap hari dan tenggelam di ufuk barat itu pun sementara saja.

Tak Mau Diaudit, Freeport Tawari Anggota DPR 2,5 Juta US Dollar

Jakarta. Anggota DPR RI Tjatur Sapto Edy mengungkapkan dirinya pernah dicoba untuk disuap ketika vokal agar Freeport diaudit. “Saya sendiri pernah ditawari 2,5 juta US Dollar oleh teman yang punya afiliasi ke Freeport,” ungkapnya dalam acara Buka Puasa Bersama DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Jum’at (10/7) di Kantor DPP HTI, Crown Palace, Jakarta Selatan.

Percobaan penyuapan tersebut dilakukan Freeport saat Tjatur menjadi anggota panitia kerja (Panja) Freeport Komisi VII di 2008. Saat itu, Tjatur vokal meminta agar Freeport diaudit pemerintah. Pasalnya, seperti pengakuan Menteri ESDM saat itu Purnomo Yusgiantoro kepada Tjatur, pemerintah hanya menerima laporan Freeport saja tidak pernah mengawasi secara langsung.

Selasa, 14 Juli 2015

Sebelum Ramadhan Pergi

berdoa sambil menangis

Oleh: Hanafie Attazikie
 
DENGAN kecepatan tinggi aku berjalan, dengan harapan bisa berjumpa sebelum berpisah. Harapan itu menggebu meliputi seluruh perasaanku. Asa dalam diri ini berkata, “Aku harus menatapnya, memeluknya dan menciumnya sebelum aku berpisah dengannya.”

Dia yang akan pergi sudah melambaikan tangan, dari jauh aku melihatnya, mata ini berderai, dan kaki terus melangkah bergegas menghampirinya. Kelu lidah ini berucap.

“Tunggu…!”
“Tunggu…!”

Dia menoleh dan menatapku, namun tangannya terus melambai. Langkahku semakin cepat, lisanpun menganga memanggilnya.

Zakat Fitrah; Bayar dengan Beras atau Uang?

Uang dan Beras

Oleh: Yusuf Al-Amien, WNI Tinggal di Mesir

KALAU saya pribadi, selama ini selalu bayar dengan uang. Mengapa?
– Karena pendapat ini banyak disarankan oleh ulama2 kontemporer
– Karena uang lebih simpel dan gampang dalam proses pemberian dan penerimaan
– Karena uang lebih “maslahat” bagi fakir-miskin
– Karena sudah banyak yang keluarkan beras, sedangkan kebutuhan fakir-miskin tidak hanya beras.
– Dll..

Ini pendapat yang saya amalkan sejak dulu. Sudah bertahun-tahun.

Tapi ternyata, setelah kembali membaca dan mendengarkan, mengkaji dan membahas, saya memutuskan sejak tahun kemarin (dan Insya Allah tahun ini juga) untuk membayar Zakat Fitrah dengan Beras. Mengapa?