UNTUK orang-orang yang telah memeluk Islam, Allah tak henti-hentinya, mengejar, mempertahankan, dan membimbing cinta dalam Qur’an-Nya. Seperti lautan luas dan megah, memikat Anda lebih dalam sampai Anda tenggelam ke dalamnya. Tapi bukannya tenggelam dalam lautan kegelapan, Anda menemukan diri Anda tenggelam dalam lautan cahaya ilahi dan rahmat. Seperti ketika saya membaca Al-Qur’an dan berdoa, pintu hati saya membukanya dan saya tenggelam dalam kelembutan kelembutan yang luar biasa. Cinta menjadi lebih permanen dan nyata. Saya sangat senang telah menemukan iman dalam agama yang masuk akal.
Selama di Notre Dame Boys High, sebuah sekolah Katolik, saya diskusi dengan pendeta sekolah, orangtua, dan teman sekelas saya tidak bisa meyakinkan saya tentang keberadaan Tuhan. Akhirnya, saya berubah menjadi seorang ateis di usia delapan belas tahun. Selama sepuluh tahun saya menjadi ateis, hingga pada suatu hari saya bermimpi saya melakukan sujud bersama laki-laki dalam satu ruangan, saya bejejer dengan laki-laki tersebut. Dan di depan saya terdapat seseorang berjubah putih yang memimpin gerakan sujud kami. Setelah sujud kami duduk di atas tumit kami, saya merasakan ketenangan dan kedamaian pada saat melakukkannya.