Senin, 16 Mei 2016

Melawan Lupa.

http://www.beritapandeglang.com/wp-content/uploads/ktz/Ok-4-31cn0nve2ozrh6mfv16lmy.jpg
Malikkhan..

PKI/ Komunis/ Karl Marx itu punya Agama. Kalau tak Ateis berarti Sekuler. Kalau tak Sekuler berarti Ateis. Itu aja muter-muter disitu saja terus.

Apa itu Ateis dan Sekuler? Tak perlu saya salin dari KBBI, saya artikan sendiri saja. Kalo salah betulkan, kalo betul jangan disalahkan. Ateis itu adalah satu cara pandang hidup yang menafikan wujud atau keberadaan Tuhan. Jadi menurut faham ateis, hidup ini berjalan (mulai dan berakhir) sesuai kodrat alam, bukan karena campur tangan Tuhan. Yah kurang lebih begitulah.

Berbeda dengan Ateis, Sekuler tidak menolak keberadaan Tuhan. Sekuler mengakui eksistensi Tuhan. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari orang sekuler itu tidak menganggap keberadaan Tuhan. Loh kok? Lalu bedanya dangan Ateis apa?

Nah bedanya itu, kalau Ateis menganggap Tuhan tidak ada sama sekali, sedangkan Sekuler menganggap Tuhan itu ada namun hanya dalam perkara-perkara ritual semata.

Jadi bagi orang Sekuler, Tuhan itu hanya ada di Mesjid, di Gereja, di Vihara, di Kuil, atau di Klenteng saja. Tapi dalam dunia Pendidikan, Politik, Buadaya, Sosial, Ekonomi dan segala tete bengenya itu Tuhan tidak ada. Kurang lebih juga begitu.

Nah, kedua jenis faham diatas adalah keliru dalam mendefiniskan hidup. Sebagaimana bosnya yakni Karl Marx yg mengatakan bahwa "Materi adalah segalanya", bukan Tuhan. Jadi kalau mau dibalik yah bagi Karl Marx Tuhannya itu adalah materi.

Sederhananya, Karl Marx itu menganggap bahwa segala yang di dunia ini berawal dari materi dan akan berakhir sebagai materi. Wah enak dong, jadi kita tak usah risaukan Surga dan Neraka. Kita?, mereka aja keless..

Lalu bagaimana pandangan saya terhadap Muslim yang menganut atau istilah alaynya itu ngefan's sama ide eang Karl Marx?? Yah menurut hemat saya, sebenarnya mereka hanya tidak tahu, tidak sadar, atau mungkin lupa bahwa, agama yang mereka anut yakni Islam, sudah menjelaskan dengan begitu sempurna bahkan sampai akar-akarnya tentang bagaimana hidup ini harus kita jalani.

Semoga kita tidak ikut-ikutan lupa.. Apalagi sampai tidak mau ingat.. Wkwkk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar