Senin, 27 Juli 2015

Kapolres Tolikara Bantah Tudingan Pembakaran Dipicu oleh Penembakan


http://img.salampos.com/uploads/2015/07/Papua-Pernyataan-Aliansi-Alim-Ulama-Indonesia-tentang-Insiden-di-Tolikara-Papua-jpeg.image_.jpgTudingan bahwa aksi pembakaran oleh massa Gereja Injil di Indonesia (GIDI) dipicu oleh tembakan ditampik oleh Kapolres Tolikara AKPB Suroso, SH.

“Penembakan pertama itu adalah peringatan karena jamaah shalat Idul Fitri itu dilempari batu oleh massa pemuda gereja GIDI yang merupakan peserta acara seminar Internasional,” kata AKBP Suroso saat dikonfirmasi oleh wartawan di Kantor Polres Tolikara, Sabtu (25/7).

Dikatakan AKBP Suroso, sebenarnya massa telah tenang dan berhenti usai polisi mengeluarkan tembakan peringatan. Namun, tak lama berselang, massa kembali datang dengan jumlah yang lebih besar, yakni 500 orang. Mereka datang dari tiga arah, yaitu titik Giling Batu, BPD dan belakang Masjid Baitul Muttaqin.

Nyawa di Ujung Angkot

motor angkot warung
Oleh: Asmara Dewo, Kemauan yang Lurus

SALAH satu “penyakit”sopir angkutan kota adalah ugal-ugalan. Sebagai penumpang tentunya kita geram melihat sopir seperti itu. Kalau ditegur, dengan enteng si sopir menjawab: “kejar setoran”.

Kejar setoran, tapi mempertaruhkan nyawa oranglain, ini sama saja dengan pembodohan. Untung di sopir, ruginya ke penumpang. Memangnya penumpang itu barang apa?

Kalau “boleh” diumpamakan sopir ugal-ugalan adalah calon pembunuh bagi penumpang, pengendara lain, orang-orang di tepi jalan, dan dirinya sendiri. Sudah terlalu banyak korban yang meninggal akibat sopir bermental pembunuh itu.

Pasukan Israel Culik 2 Warga Palestina dan Panggil 2 Mantan Tahanan


israel palestina PASUKAN pendudukan Israel (IOF) pada dini hari Ahad (26/07/2015) menculik dua anak Palestina dari kota Yatta, di selatan al-Khalil serta memanggil dua mantan tahanan untuk diinterogasi, English Palinfo melaporkan.

Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa IOF datang ke kota Yatta dengan enam jip tentara dan pasukan operator sebelum mereka menjelajahi rumah keluarga Palestina dan menculik dua anak Palestina Mohamed Hasan Shreitah dan Thaer Hasan, keduanya diseret ke tujuan tak dikenal.

Sabtu, 25 Juli 2015

Selamat Datang Pertalite, Goodbye Premium



Pemerintah optimistis dirilisnya bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, Pertalite bakal menggusur Premium. Kadar oktan yang lebih tinggi, Ron 90, diyakini akan membuat  masyarakat meninggalkan Premium yang merupakan BBM Ron 88.

"Iya pasti akan menggantikan Premium. Masyarakat yang sduah terbiasa membeli Pertalite, maka tak akan membeli Premium. Kan tak mungkin beli dua-duanya," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di kantornya, Jumat (24/7).

JK mengatakan kehadiran Pertalite akan memberikan alternatif pilihan BBM bagi masyarakat, yang selama ini terlalu bergantung pada Premium.

Solidaritas untuk Muslim Papua, Ribuan Umat Islam Solo Raya Ikuti Apel Siaga

Jum'at, 7 Syawwal 1436 H / 24 Juli 2015

Solo-apel siaga-3-jpeg.image 

Ba’da Shalat Jumat (24/7) ribuan umat Islam Solo Raya mengikuti Apel Siaga dalam rangka Solidaritas untuk Muslim Tolikara Papua.

Massa yang berjumlah hampir 8.000 orang itu berkumpul di Masjid Kota Barat dan dipimpin langsung oleh Ketua MUI Solo, Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin Adnan dan Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Dr. Muinuddinillah Basri, MA, menuju Bundaran Gladag.

Wakil Ketua MPR Pertanyakan Banyak Bendera Zionis Berkibar di Tolikara

Wakil Ketua MPR Hiidayat Nur Wahid saat Konferensi Pers bersama Komite Umat untuk Tolikara, Kamis (23-7-2015)-jpeg.image
Wakil Ketua MPR Hiidayat Nur Wahid (tengah) saat Konferensi Pers bersama Komite Umat untuk Tolikara, Kamis (23/7) (Foto: Republika)

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, dalam menangani masalah di Tolikara secara prinsip berbasis pada terciptanya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab keutuhan NKRI harus dipertahankan.

“Masalah Papua ini sangat rentan dijadikan sarana oleh pihak asing untuk mengeluarkan Papua dari Indonesia, termasuk insiden Tolikara ini,” katanya saat menghadiri acara konferensi pers Komite Umat untuk Tolikara (Komat) di Jakarta, Kamis, (23/7).