Selasa, 21 Juli 2015

Polri Bertanggung Jawab atas Korban Tewas dan Luka dalam Insiden Tolikara



JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menegaskan, Polri bertanggung jawab atas korban dalam insiden kerusuhan di Kecamatan Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015). Ada seorang korban tewas dan 10 orang mengalami luka-luka akibat tertembak dalam kejadian itu.

"Pokoknya yang bertanggung jawab itu aparat keamanan, polisi," ujar Badrodin di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (20/7/2015). Badrodin enggan menjawab dengan pasti apakah korban tertembak oleh polisi yang berupaya membubarkan massa.


Badrodin menegaskan bahwa penembakan ke arah kelompok warga yang melempari jemaah dengan batu dan membakar kios hingga merembet ke mushala sudah sesuai prosedur.

Sebelumnya, Kepala Polda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan, personelnya di lapangan tidak ada yang mengaku menembak warga. Polisi hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan supaya massa membubarkan diri.

"Anggota polisi di lapangan belum ada yang mengakui menembak datar atau terbidik saat itu," ujar Yotje.

Yotje memastikan, personel Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Papua terus memeriksa 10 personel kepolisian yang berada di lokasi kejadian untuk mengungkap orang yang menembak korban.
"Sama seperti maling saja, sudah tertangkap tangan pun kadang-kadang dia tidak berkata jujur mengakui perbuatannya. Artinya, pelaku penembakan ini masih diselidiki," ujar Yotje.

Seiring dengan pemeriksaan itu, lanjut Yotje, penyidik juga meneliti penembakan itu secara laboratoris. Penelitian dilakukan berdasarkan data dari rekonstruksi kejadian, proyektil yang berada di tubuh korban, serta selongsong peluru yang ditemukan di lokasi. Yotje tidak dapat memastikan kapan penelitian itu rampung.

Kerusuhan di Tolikara mengakibatkan puluhan bangunan rumah dan kios dibakar, termasuk mushala. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan secara berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, ada pula pertemuan pemuka gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar