Sekretaris Wilayah Gereja Injili di Indonesia (Gidi) Wilayah Tolikara,
Papua, Pdt. Marthen Jingga, membenarkan surat edaran bertanggal 11 Juli
2015. Surat berkop Gidi ini lantas beredar di sejumlah media sosial
pasca penyerangan jemaah salat Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015. Marthen
mengaku surat itu dibuat dan dikonsep olehnya bersama Ketua Gidi Wilayah
Tolikara, Pdt. Nayus Wenda.
Surat itu, menurut Marthen, ditujukan kepada seluruh umat Islam se-Kabupaten Tolikara dengan tembusan Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo, Kepala Kepolisian Resor Tolikara Suroso, Ketua DPRD Tolikara, dan Komandan Komando Rayon Militer Tolikara. Surat itu memang memuat larangan beribadah. “Tapi siapa yang menyebarkan dan bagaimana tersebarnya kami tidak tahu,” kata Marthen kepada Tempo di rumahnya, di Distrik Karubaga, Selasa, 21 Juli 2015.
Surat GIDI yang beredara di jejaraing sosial jelas berisi permusuhan terhadap Islam dan kaum Muslimin di Papua |
Sumber : arrahmah.com
op
Gidi ini lantas beredar di sejumlah media sosial pasca penyerangan
jemaah salat Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015. Marthen mengaku surat itu
dibuat dan dikonsep olehnya bersama Ketua Gidi Wilayah Tolikara, Pdt.
Nayus Wenda.
Surat itu, menurut Marthen,
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/07/22/nayus-dan-marthen-akui-buat-surat-edaran-larangan-beridul-fitri-dan-mengenakan-jilbab-di-tolikara.html#sthash.iKdXqInC.t8T0xwbi.dpuf
Surat itu, menurut Marthen,
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/07/22/nayus-dan-marthen-akui-buat-surat-edaran-larangan-beridul-fitri-dan-mengenakan-jilbab-di-tolikara.html#sthash.iKdXqInC.t8T0xwbi.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar