Jumat, 15 Januari 2016

Hizbut Tahrir Indonesia Kecam Aksi Teror di Jakarta

http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2016/01/ledakan-bom-sarinah-_-polisi-evakuasi-korban_20160114_181821-416x393.jpgJuru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menyampaikan lima pesan terkait ledakan dan serangan di Sarinah, Thamrin, Jakarta.

Pertama, mengecam ledakan dan serangan di Thamrin Jakarta tadi pagi itu sebagai kedzaliman yang luar biasa. syariat Islam jelas melarang siapa pun dengan motif apa pun membunuh dirinya sendiri dan juga membunuh orang lain tanpa hak, apalagi sampai menimbulkan korban dan ketakutan yang meluas,” ujarnya kepada mediaumat.com, Kamis (14/1).

Kedua, menolak pengaitan tindakan teror tersebut dengan Islam dan perjuangan untuk mewujudkan Islam secara kaffah. Harus diwaspadai monsterisasi terhadap Islam dan pejuangnya.

Rabu, 06 Januari 2016

Warga Miskin Tebang 1 Pohon Dipenjara, Perusahaan Bakar Hutan 1 Pulau Divonis Bebas

http://img.eramuslim.com/media/2016/01/busrin.jpg
Perusahaan PT Bumi Mekar Hijau (BMH) yang menjadi tergugat penyebab kebakaran hutan di Sumatera Selatan bebas dari semua tuntutan.

Ini setelah Hakim Pengadilan Negeri (PN) Palembang Parlas Nababan menolak seluruhnya gugatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap PT BMH yang beroperasi di Ogan Komering Ilir (OKI), Rabu (30/12/2015).

Sebelumnya, perusahaan yang diduga sebagai biang kerok kebakaran hutan yang menimbulkan korban jiwa akibat kabut asap pembakaran, digugat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan menuntut ganti rugi sebesar Rp 2 Triliun lebih (Rp2.687.102.500.000).

Kemudian, Kementerian LHK meminta dilakukan tindakan pemulihan lingkungan terhadap lahan yang terbakar dengan biaya sebesar Rp5.299.502.500.000.

Media Liberal‬ Terus Eksploitir Penerapan Hukum Cambuk di ‪Aceh‬

http://hizbut-tahrir.or.id/wp-content/uploads/2016/01/hukuman-cambuk-di-media-liberal-300x236.jpgTempo.co memberitakan insiden sepasang muda mudi yang menjalani hukuman cambuk disaksikan sekitar 300 warga Banda Aceh, pada 28 Desember 2015 kemarin. Si laki laki berinisial WS (23 tahun) dan perempuan bernama N (20 tahun), didakwa melanggar Qanun Nomor 14 Tahun 2003.

Pemuda-pemudi yang masih berstatus mahasiswa itu didakwa melakukan khalwat (berduaan di tempat sepi). Keduanya dihukum cambuk sebanyak enam kali. Setelah menerima pukulan cambuk dengan rotan, N pingsan dan terpaksa dibopong oleh petugas ke luar panggung.

Senin, 23 November 2015

Orientalis Inggris: Islam Adalah Agama Yang Penuh Toleransi

http://img.eramuslim.com/media/2015/11/karen-Amstrong.jpgOrientalis kenamaan Inggris, Karen Armstrong, menyatakan bahwa Islam adalah agama yang jauh lebih toleran dari Kristiani, bahkan ketika Tentara Salib menaklukkan Yerusalem pada tahun 1099.

“Saya tidak mendapati adanya ajakan kekerasan di dalam teks-teks Al Qur’an, bahkan Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru lebih banyak mengajak kekerasan dibandingkan Al Qur’an,” ujar Karen dalam wawancaranya dengan situs Qantara Jerman.

Selasa, 17 November 2015

Penulis Barat: Setelah Serangan Paris, Mari Kita Berhenti Menyalahkan Muslim

http://www.kiblat.net/thumb.php?w=300&h=0&src=/files/2015/11/Paris.jpg
“Kita harus berduka untuk semua korban. Tetapi itu tidak pernah akan berubah sampai kita melihat secara jujur tentang kekerasan yang kita ekspor.” (Ben Norto)

Jumat 13 November 2015, militan membantai sedikitnya 127 orang di Paris dalam serangkaian serangan. Secara serentak, dunia segera menyalahkan umat Islam. Mereka sering kekurangan bukti, tetapi tergantung pada kekuatan tumpul kefanatikan anti-Muslim untuk meningkatkan tuduhan.

Minggu, 15 November 2015

Pengamat: “Murni Persoalan Homeland Security Prancis, Serangan Paris bukan ISIS Pelakunya”

http://img.salampos.com/uploads/2015/11/Paris-Le-Carrilon-salah-satu-sasaran-ledakan-jpeg.image_.jpgKlaim Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) berada di balik serangkaian serangan yang mengguncang Paris, Prancis, pada Jumat (13/11) malam lalu waktu setempat, diragukan. Karena ISIS disangsikan bisa mudah masuk ke negara tersebut.

“ISIS tidak akan bisa bergerak semudah itu. Karena Prancis adalah negara yang sangat digdaya di Eropa,” ungkap pengamat hubungan internasional Zarmansyah seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/11).